Jom Follow

Isnin, 28 Januari 2013

Bob Willen; Tanpa Kaki Masuk Marahton Dan Tamat.

Bob Willen ketika menyertai Marathon
Tahun 1986 di New York diadakan perlumbaan marathon antarabangsa yang disertai oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. Perlumbaan ini, jaraknya 42 kilometer mengelilingi kota New York. Jutaan orang dari seluruh dunia ikut menonton acara tersebut melalui puluhan TV yang disiarkan secara langsung. 

Ada satu orang yang menjadi pusat perhatian di perlumbaan tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah seorang veteran perang Amerika, dan dia kehilangan kedua kakinya karena terpijak periuk api ketika perang di Vietnam. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.

Dan perlumbaan pun bermula. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garisan penamat. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak henti-hentinya bertepuk tangan untuk terus memberi sokongan & galakan kepada para pelari tersebut.

5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak mulai keletihan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekadar ikut untuk suka-suka. Beberapa peserta yang nampak keletihan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bas penganjur.

Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang berada paling belakang baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama.

Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya ke depan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru "Ayo Bob... Ayo Bob... berlarilah terus".

Karena keterbatasan fizikalnya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer selama satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.

Akhirnya empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh.

Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis penamat, Bob jatuh terguling. Fisik Bob benar-benar telah habis saat itu. Bob perlahan-lahan bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak disana tangan Bob sudah berdarah-darah. Doktor yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa keadaan Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah  jantung dan pernafasannya.

Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak "Ayo Bob, bangkit! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis penamat telah di depan mata. Cepat bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan menyerah! Cepat bangkit!!!"

Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. Saat itulah matanya melihat garis penamat yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. "Ya, ayo Bob... satu lompatan lagi, Bob... Capailah apa yang kamu inginkan, Bob!" teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya.

Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis penamat. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.

Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata,
"SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TIDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. DAN KEBAHAGIAAN SAYA DAPATKAN BUKAN DARI APA YANG SAYA DAPATKAN, TAPI DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA. SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATHON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI." * 

p/s Aku kutip di Blog ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Powered By Blogger